Kategori: Education

Definisi Sejarah Menurut Herodotus dan Pengertian Lainnya

Pada dasarnya, definisi sejarah merupakan sebuah cerita atau narasi yang di rekonstruksi tentang sebuah peristiwa yang terjadi di masa lampau. Sejarah sendiri mempunyai berbagai macam pengertian. Begitu pula berdasarkan para ahli, mereka mempunyai pemahaman yang berbeda-beda tentang sejarah. Kali ini, kita akan membahas definisi sejarah berdasarkan Herodotus. Untuk mengetahuinya informasi lebih lanjut, simak penjelasannya berikut ini.

Mengenal Herodotus

Menjalani pada buku Western Historiography karya Wahyu Iryana, Herodotus merupakan seorang sejarawan Yunani Kuno. Oleh Cicero (106-43 SM) filsuf Romawi yang terkenal itu di juluki menjadi “Bapak Sejarah”. Julukan ini apalagi sudah di benarkan oleh para sejarawan modern, seperti J.L. Meyers (1953) dan Arnaldo Mamigliano (1958) (Gay dan Cafanaugh, 1972:3). Herodotus di kenal menjadi seorang sejarawan budaya. Namun, informasi tentang Herodotus sangat sedikit.

Melalui bukunya yang berjudul The History of the Persian Wars, Herodotus berusaha melestarikan memori mengenai apa saja yang telah di perbuat manusia dalam peperangan di Yunani kuno.

Ia pun mencatat apa yang sebagai penyebab permusuhan di antara keduanya. Bersama mengandalkan visi, pertimbangan, dan bakat risetnya yang luar biasa, Herodotus sukses menulis Causes of War, The Course of War, dan After War.

Baca juga: Inilah 3 Upaya Mencegah Perilaku Menyimpang di Kalangan Pelajar?

Informasi Sejarah Berdasarkan Herodotus

Mencuplik dari buku Wangsit Pawang Soal Sulit UTBK Soshum karya Tim Master Tentor, berdasarkan Herodotus, sejarah adalah suatu kajian untuk menceritakan seluk-beluk bangkit dan runtuhnya suatu tokoh, masyarakat, atau peradaban. Dengan begitu, Herodotus juga mengartikan sejarah sebagai hasil interaksi antara kekuatan eksternal dan kekuatan internal manusia. Ia (sejarah) hanya dapat di jelaskan melalui roh manusia lebih tepatnya melalui roh beberapa bangsa tempat manusia berada.

Herdotus mendeskripsikan bahwa pengalaman kita berada dalam suatu bentuk yang di tentukan oleh indra. Hanya dalam bentuk indra kita dapat merumuskan dan menggambarkan keberadaan segala sesuatu. Jadi dapat di simpulkan bahwa sejarah adalah ilmu pengetahuan yang merupakan kemampuan akal budi manusia. Herodotus melihat pengalaman nonindrawi atau metafisik sehingga seseorang tidak dapat menggambarkan keberadaan sesuatu.

Pengertian Umum Sejarah

Sejarah secara harfiah di artikan menjadi silsilah atau asal usul. Sejarah juga kerap di artikan menjadi suatu peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau.

Dengan begitu, sejarah juga dapat di artikan menjadi cerita. Mencuplik dari buku Sejarah Indonesia: untuk SMK Kelas X Semester Ganjil karya Fatayat Ridlo Mintarsih, pengertian sejarah sebagai cerita merupakan rangkaian cerita naratif yang di susun berdasarkan penafsiran dan ingatan atau kesan manusia terhadap suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau.

Artinya, sejarah menjadi cerita adalah suatu narasi yang di ceritakan kembali mengenai suatu kejadian di masa lampau. Bentuknya dapat berupa lisan ataupun tulisan.

Inilah 3 Upaya Mencegah Perilaku Menyimpang di Kalangan Pelajar?

Jika melihat pada KBBI, penyimpangan mempunyai beberapa arti, salah satunya merupakan menyimpang dari hukum, agama, kebenaran, atau ajaran, dan sebagainya.

Perilaku menyimpang bisa di lakukan oleh siapa saja, apalagi oleh seorang pelajar. Hal tersebut dapat terjadi lantaran adanya berbagai faktor pendorong yang memicunya. Namun, kita dapat mencegah dan berusaha mencegah terjadinya hal-hal menyimpang yang tidak di inginkan.

Bebrapa Upaya atau Upaya Mencegah Perilaku Menyimpang di Kalangan Pelajar

Ada beberapa upaya yang dapat di lakukan baik dari sisi pelajar maupun orang-orang di lingkungannya. Pasalnya, seorang pelajar atau remaja sedang dalam masa penyesuaian diri bersama lingkungannya, sehingga figur-figur seperti orang tua dan guru sebagai pembimbing yang bisa di andalkan oleh seorang pelajar. Berikut ini merupakan tiga upaya untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang pada diri seorang pelajar.

Baca juga: Informasi Pendaftaran dan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Widya Kartika

1. Membangun kehidupan yang harmonis dalam keluarga

Keluarga merupakan lingkungan awal yang dapat membentuk karakter dan perkembangan seorang anak.

Oleh karena itu, penting untuk membentuk keluarga yang harmonis supaya dapat memberikan rasa nyaman dan aman, sebagai support system, bahkan menjadi tempat belajar.

Di sinilah peran para orang tua akan sangat di butuhkan, lantaran kehadiran figur orang tua yang dapat membimbing dan kehidupan sehari-hari yang harmonis bisa membantu perkembangan emosi yang akan mempengaruhi perilaku dan karakter anak.

2. Membina Pendidikan agama dan pendidikan akhlak

Keberagaman nilai dan norma moral yang berjalan di masyarakat, membentuk pendidikan akhlak dan agama supaya di ajarkan.

Seorang anak harus di ajarkan mengenai apa yang baik, apa yang buruk, dan batasan-batasan apa saja yang harus di ingat dan di terapkan dalam kehidupan sosialnya.

Dengan begitu, peran orang tua dan guru juga sangat di butuhkan untuk mengajarkan pendidikan agama dan akhlak dalam mengajarkan nilai-nilai kejujuran, empati, tanggung jawab, dan menghargai hak orang lain.

3. Memiliki kesempatan untuk menggali minat, bakat, dan potensi

Perilaku menyimpang sering kali muncul lantaran siswa tidak memiliki tujuan atau belum menemukan potensinya. Di sini, seorang siswa harus mengeksplorasi dirinya dengan mengikuti setiap kegiatan ekstrakurikuler hingga ia mengidentifikasi bidang apa yang di sukainya.

Jika masih bingung, siswa bisa berdiskusi dengan teman, orang tua, atau guru pembimbing yang bisa memberikan saran dan juga penilaian.

Mencuplik dari jurnal Upaya Guru Pembimbing dalam Mencegah Sikap Supervisi karya Sri Wahyuni ​​Adiningtyas, di jelaskan bahwa seorang guru pembimbing mempunyai tugas untuk mengenali karakteristik siswa atau peserta didik.

Guru pembimbing juga bisa melakukan konseling kelompok, bimbingan karier, menyediakan informasi pendidikan, penilaian, dan lain-lain yang akan membantu siswa menemukan potensinya.